TEORI KEBUTUHAN HUBUNGAN INTERPERSONAL
Kamis, Desember 06, 2018
Teori sistem dan komunikasi dalam hubungan
Salah satu bagian dalam lapangan
komunikasi yang dikenal sebagai relational communication sangat dipengaruhi
oleh teori sistem. Inti dari kerja ini adalah asumsi bahwa fungsi komunikasi
interpersonal untuk membuat, membina, dan mengubah hubungan dan bahwa hubungan
pada gilirannya akan mempengaruhi sifat komunikasi interpersonal.
Poin ini berdasar pada gagasan bahwa komunikasi sebagai interaksi yang menciptakan struktur hubungan. Dalam keluarga misalnya, anggota individu secara sendirian tidak membentuk sebuah sistem, tetapi ketika berinteraksi antara satu dengan anggota lainnya, pola yang dihasilkan memberi bentuk pada keluarga. Gagasan sistem yang penting ini secara luas diadopsi dalam lapangan komunikasi. Proses dan bentuk merupakan dua sisi mata uang; saling menentukan satu sama lain.
Poin ini berdasar pada gagasan bahwa komunikasi sebagai interaksi yang menciptakan struktur hubungan. Dalam keluarga misalnya, anggota individu secara sendirian tidak membentuk sebuah sistem, tetapi ketika berinteraksi antara satu dengan anggota lainnya, pola yang dihasilkan memberi bentuk pada keluarga. Gagasan sistem yang penting ini secara luas diadopsi dalam lapangan komunikasi. Proses dan bentuk merupakan dua sisi mata uang; saling menentukan satu sama lain.
Seorang Antropolog Gregory Bateson
adalah pendiri garis teori ini yang selanjutnya dikenal dengan komunikasi
relasional. Kerjanya mengarah pada pengembangan dua proposisi mendasar pada
mana kebanyakan teori relasional masih bersandar. Pertama yaitu sifat mendua
dari pesan: setiap pertukaran interpersonal membawa dua pesan, pesan “report”
dan pesan “command”. Report message mengandung substansi atau isi komunikasi,
sedangkan command message membuat pernyataan mengenai hubungan. Dua elemen ini
selanjutnya dikenal sebagai “isi pesan” dan “pesan hubungan”, atau “komunikasi”
dan “metakomunikasi”.
Pesan report menetapkan mengenai apa
yang dikatakan, dan pesan command menunjukkan hubungan diantara komunikator.
Isi pesan sederhana seperti “I love you” dapat dibawakan dalam berbagai cara,
dimana masing-masing mengatakan sesuatu secara berbeda mengenai hubungan. Frasa
ini dapat dikatakan dalam cara yang bersifat dominasi, submissive, pleading
(memohon), meragukan, atau mempercayakan. Isi pesannya sama, tetapi pesan
hubungan dapat berbeda pada tiap kasus.
Proposisi kedua Bateson yaitu bahwa
hubungan dapat dikarakterisasi dengan komplementer atau simetris. Dalam hubungan
yang komplementer, sebuah bentuk perilaku diikuti oleh lawannya. Contoh,
perilaku dominan seorang partisipan memperoleh perilaku submissive dari
partisipan lain. Dalam symmetry, tindakan seseorang diikuti oleh jenis yang
sama. Dominasi ketemu dengan sifat dominan, atau submissif ketemu dengan
submissif.
Disini kita mulai melihat bagaimana
proses interaksi menciptakan struktur dalam sistem. Bagaimana orang merespon
satu sama lain menentukan jenis hubungan yang mereka miliki. Sistem yang
mengandung serangkaian pesan submissif akan sangat berbeda dengan yang
mengandung rangkaian pesan yang besifat dominasi. Dan struktur pesan yang
mencampur keduanya adalah berbeda pula.
Meski Bateson seorang pakar
antropologi, gagasannya dengan cepat dibawa kedalam psikiatri dan diterapkan
pada hubungan patologis. Beberapa peneliti komunikasi memanfaatkan kerja
Bateson dan kelompoknya. Aubrey Fisher, salah satu yang dikenal baik dari
kelompok ini, sebagai pemimpin teoritisi sistem. Dalam
buku Perspectives on Human Communication dia menerapkan konsep sistem kedalam
komunikasi.
0 Comments