Komunikasi interpersonal :TEORI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
Kamis, Desember 06, 2018
Uncertainty
reduction theory atau teori pengurangan ketidakpastian, terkadang juga disebut
initial interaction theory. Teori ini diciptakan oleh Charles Berger dan Richard
Calabrese pada tahun 1975. Tujuan mereka dalam mengkonstruksikan teori ini
adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi
ketidakpastian antara orang asing yang terikat dalam percakapan mereka bersama.
Versi umum dari teori
ini menyatakan bahwa ada dua tipe dari ketidakpastian dalam perjumpaan pertama
yaitu: Cognitive dan behavioral.
·
Cognitive uncertainty, merupakan tingkatan ketidakpastian
yang diasosiasikan dengan keyakinan dan sikap.
·
Behavioral uncertainty, dilain pihak berkenaan dengan
luasnya perilaku yang dapat diprediksikan dalam situasi yang diberikan.
Setiap teori mempunyai asumsi yamg
merefleksikan pandangan dari sang penemu. Uncertainty Reduction Theory (URT)
juga tanpa pengecualian. Teori ini meliputi 7 asumsi:
1.
Seseorang
mengalami ketidakpastian dalam hubungan interpersonal
Asumsi ini menjelaskan,
dalam suatu hubungan interpersonal orang akan merasakan ketidakpastian. Karena
perbedaan harapan ada untuk memunculkan interpersonal, itu alasan untuk
mengakhiri ketidakpastian atau setiap kegelisahan bertemu dengan orang lain.
2.
Ketidakpastian
adalah suatu keengganan, yang bisa membangkitkan stress
Asumsi ini mengusulkan
bahwa ketidakpastian adalah sebuah tingkatan keengganan. Dengan kata lain, ini
membawa sejumlah besar energi emosi dan energi psikologi untuk ketidakpastian.
Orang-orang yang baru bekerja kadang-kadang mengalami stress seperti ini.
3.
Ketika
orang asing bertemu, yang mereka perhatikan pertama kali adalah mengenai
pengurangan ketidakpastian atau menambah kemampuan memprediksikan
Asumsi ini
menggarisbawahi bahwa uncertainty reduction theory berpendapat bahwa ketika
orang asing bertemu, ada 2 hal yang penting, yaitu: pengurangan ketidakpastian
& penambahan prediksi.
4.
Komunikasi
interpersonal adalah proses perkembangan yang terjadi melalui beberapa tahapan
Asumsi ini mengusulkan
bahwa komunikasi interpersonal adalah proses keterlibatan tingkat perkembangan.
Menurut Berger dan Calabrese kebanyakan orang memulai interaksi dari tahapan
awal (entry phase), yang diartikan
sebagai tingkat permulaan dari interaksi antara orang-orang yang tidak saling
mengenal.
Tahapan awal ini
diatur oleh peraturan baik secara implisit maupun eksplisit dan juga norma,
contohnya ketika memberi respon baik ketika seseorang menyapa. Individu
kemudian memasuki tahap selanjutnya yang disebut tahapan personal (personal phase) atau tingkatan ketika
komunikasi barjalan secara spontan. Tahapan ketiga, yaitu tahapan keluar (exit phase), terjadi ketika setiap
individu membuat keputusan apakah ia akan meneruskan interaksi dengan lawan
bicaranya di masa depan.
5.
Komunikasi
interpersonal adalah pemaknaan pertama dari pengurangan ketidakpastian
Asumsi ini menyatakan
bahwa komunikasi interpersonal adalah makna utama dari pengurangan
ketidakpastian. Karena kita telah mengidentifikasikan komunikasi interpersonal
sebagai fokus dari URT, maka asumsi ini tidak lagi mengejutkan. Disini kita
mencatat komunikasi interpersonal memerlukan sejumlah prasyarat – di antaranya
mendengarkan, memahami respon non-verbal dan mengungkapkan kedalam bahasa.
6.
Kuantitas
dan sifat dasar dari informasi yang diberikan seseorang berubah setiap waktu
Asumsi ini menggarisbawahi
sifat dasar dari waktu. Ini juga berfokus kepada fakta yaitu komunikasi
interpersonal mengalami perkembangan. Sang penemu mempercayai bahwa permulaan
interaksi adalah elemen penting dari proses perkembangan.
7.
Memungkinkan
untuk memprediksi prilaku seseorang dari sebuah penampilan
Asumsi ini menunjukkan
bahwa tingkah laku orang-orang dapat diprediksi dari sebuah penampilan. Seorang
pencetus teori dapat membawa pandangan yang berbeda terhadap pekerjaan dari
suatu konstruksi teori. Pandangan yang berbeda ini disarankan oleh mereka untuk
menggunakan ontologi, epistomologi dan aksiologi yang berbeda dalam menjelaskan
tingkah laku komunikasi. Salah satu ontologi yang ada adalah covering laws, yang menganggap bahwa
perilaku manusia diatur secara prinsip-pinsip umum yang berfungsi sebagai hukum
sikap.
Walaupun masih ada
pengecualian, kebanyakan orang berkelakuan sesuai dengan hukum ini. Tujuan covering law theory untuk menetapkan
hukum-hukum yang akan menjelaskan bagaimana kita berkomunikasi. Covering law theories disusun
untuk memindahkan pernyataan yang berupa prasangka untuk dibenarkan (atau axioms) ke pernyataan yang didapat dari
kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi (atau theorems).
* * *
0 Comments